didin-yp.co.cc ,hanya sedikit info yang saya berikan semoga bermanfaat,jangan lupa komentarnya

Sabtu, 21 April 2012

Kesempurnaan pria Jawa

Entah dari mana awalnya saya baca hal ini, seingat saya sih dari salah satu novelnya Pramudya Ananta Toer. Katanya, pria Jawa itu baru sempurna jika memiliki 5 (lima) hal seperti : Wismo, Wanito, Turonggo, Kukilo, dan Curigo…

Wismo, artinya pria Jawa baru sempurna kalau bisa memiliki rumah

Wanito, pria Jawa mendekati sempurna jika sudah memiliki isteri….

Turonggo, pria Jawa baru sempurna jika memiliki kuda…..tapi itu di jaman dulu, kalau jaman sekarang mungkin memiliki Mitsubishi Kuda, Suzuki Karimun, atau bahkan Yamaha Mio…….sudah dapat menggantikan memiliki turonggo (mestinya tidak harus Mercedes Benz S-class, BMW Seri 7, atau Jaguar XJG….)…

Kukilo, pria Jawa yang sempurna semestinya memiliki burung…..tentunya bukan burung yang di dalam Hings, GTMan, atau Ryder itu, tapi burung yang bisa bernyanyi seperti burung Kutilang, Kepodang, Jalak….atau burung lucu macam Kakaktua atau Merak……tapi itu di jaman dulu, kalau di jaman sekarang Kukilo mungkin artinya “kesenangan” atau “entertainment”. Mungkin jadi pemain golf (baik di lapangan atau via Microsoft Golf seperti saya…hehe…) itu berarti sudah punya Kukilo… Atau bila anda punya kucing, anjing, ikan mas, ikan koki, atau bebek……asal membuat anda senang itu sudah memenuhi syarat mempunyai Kukilo…..

Yang terakhir, pria Jawa baru sempurna kalau mempunyai Curigo yang artinya keris……tapi itu di jaman dulu. Di jaman sekarang, mempunyai keris tentu sudah tidak relevan lagi….mungkin bisa diganti dengan mempunyai “sesuatu yang bisa diandalkan” misalnya ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai sumber kehidupan. Menjadi guru, dosen, akuntan, dokter, ahli hukum, termasuk ahli komputer…mungkin sudah sama dengan mempunyai curigo alias keris….

Apakah saya peduli dengan itu semua ? Sesungguhnya, saya tidak terlalu peduli. Cuman penasaran juga untuk mengetahui, apakah hidup saya sudah sempurna sebagai seorang pria Jawa ?

Bagaimana dengan anda ?

Apakah di suku-suku lainnya ada semacam “hard and fast rule Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar